Membandingkan Harga BBM di RI dan ASEAN, Siapa Termurah?

Jakarta -Produksi minyak Indonesia makin turun, bahkan di bawah 800 ribu barel per hari. Namun harga BBM di Indonesia dijual murah karena subsidi. Apakah harga BBM di Indonesia yang termurah se-ASEAN?

Pengusaha pemilik Medco Group, Arifin Panigoro mengatakan, cadangan minyak Indonesia kurang dari 3,7 miliar barel, atau diperkirakan habis dalam 11 tahun


"Karena masih jual harga BBM murah inilah, yang membuat rakyat Indonesia percaya bahwa Indonesia adalah negeri kaya raya," ujar Arifin ditemui di Universitas Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (11/10/2014).


Arifin mengatakan, di ASEAN, Indonesia masih menjadi salah satu negara menjual BBM murah, yaitu Rp 6.500 per liter.


"Memang di ASEAN bukan Indonesia yang paling murah, ada Brunei Darussalam yang hanya menjual BBM Rp 4.153 per liter. Tapi yang perlu dicatat, cadangan minyak Brunei lebih banyak daripada Indonesia, penduduknya pun sedikit," ujar Arifin.


Ia juga menambahkan, ada Malaysia yang masih jual BBM subsidi Rp 5.968 per liter. Tapi patut dicatat pula Malaysia tidak impor BBM seperti Indonesia, yang mencapai US$ 150 juta per hari.


Cadangan minyak Malaysia juga lebih banyak dibandingkan Indonesia, dan Petronas yakni BUMN energi Malaysia mempunyai ladang minyak di banyak negara.


"Setelah Malaysia baru Indonesia harga BBM-nya hanya Rp 6.500 per liter, dilanjutkan Myanmar Rp 10.340 per liter, lalu Filipina Rp 12.147 per liter, Thailand Rp 12.453 per liter, Kamboja Rp 13.298 per liter, Laos Rp 13.396 per liter, Vietnam Rp 14.553 per liter, dan paling mahal Singapura Rp 15.695 per liter," ungkapnya.


Arifin menegaskan, apabila pemerintah tidak melakukan sesuatu seperti menaikkan harga BBM subsidi, maka Indonesia diperkirakan akan menjadi importir BBM terbesar di dunia pada 2018, mengalahkan Amerika Serikat dan Meksiko.


"Diperkirakan juga Indonesia akan menjadi net energy importer pada 2019, dengan permintaan total 6,19 juta barel per hari setara minyak. Sedangkan penyediaan energi nasional hanya 6,04 juta barel setara minyak per hari. Kita tidak boleh mengulang kesalahan yang sama menjadi net importer yang kedua kalinya," tandasnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!