Bila Dolar Bertahan Rp 12.000, Harga Mobil Bisa Terkerek Naik

Jakarta -Tren menguatnya nilai tukar dolar terhadap rupiah berpotensi mengerek harga produk kendaraan roda empat (mobil) produksi dalam negeri. Hal ini terjadi bila dolar bertahan hingga Rp 12.000 dalam jangka waktu beberapa bulan ke depan.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto mengatakan kebijakan menaikkan harga produk merupakan wewenang para produsen. Ia mengatakan setiap produsen memiliki tingkat komponen impor yang berbeda-beda terhadap sebuah produk mobil, dan jumlah stok komponen impor yang berbeda pula.


"Kalau dolar menguatnya berkepanjangan ada kemungkinan penyesuaian harga, soal kapan dan berapa kenaikannya, tergantung berapa mereka pakai

komponen impor, dan itu berbeda-beda setiap produsen. Kita tak tahu policy mereka," katanya kepada detikFinance, Kamis (9/10/2014).


Jongkie menegaskan Gaikindo tak bisa memastikan kapan para pabrikan mobil menaikkan harga, karena sangat tergantung dengan kebijakan dan kondisi masing-masing produsen. Secara umum beberapa komponen bagian utama mobil seperti plat baja hingga sistem komputerisasi mobil yang dirakit atau diproduksi di dalam negeri masih diimpor.


"Setiap mobil beda-beda hitungannya," katanya.


Suara untuk menaikkan harga mobil akibat nilai tukar rupiah yang melemah, sudah lama disampaikan oleh pabrikan mobil, khususnya yang membuat Low Cost and Green Car (LCGC).


Dirjen Industri Berbasis Teknologi Tinggi Kemenperin Budi Darmadi pernah mengatakan faktor utama harga LCGC naik karena inflasi. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus melemah menyebabkan kenaikan biaya produksi. Selama ini 60% komponen produk LCGC masih harus diimpor yang memakai dolar AS.


"Tergantung inflasi, nilai kurs jadi disesuaikan kenaikannya berapa. Tapi besarannya atas persetujuan Kemenperin," kata Budi beberapa waktu lalu.


Selain itu, Budi mengatakan karena faktor-faktor tersebut maka sudah wajar bila harga LCGC naik. Apalagi dari sisi biaya produksi juga naik terutama dari sisi upah tenaga kerja atau kenaikan UMP 2014, hingga listrik.


"Wajar juga kalau harganya naik, kan inflasi, upah naik, biaya-biaya lain lain. Harga mobil biasa aja naik," katanya.


(hen/hds)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!