Kata Arifin Panigoro Soal Mafia Minyak

Jakarta -Pemerintahan baru Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) dikabarkan akan membentuk satgas mafia minyak. Benarkah ada mafia minyak di Indonesia?

"Mafia minyak itu ya pedagang, pedagang yang satu disikat bisa lewat pedagang yang lainnya, akan tetap ada, selama Pertamina itu menjadi perusahaan tertutup," kata Pemilik Medco Group Arifin Panigoro ditemui di Universitas Paramadina, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Sabtu (11/10/2014).


Menurutnya, bila ingin menghapus stigma sektor migas Indonesia ada mafia minyak, salah satu caranya buat PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) menjadi perusahaan go public (terbuka).


"Bukan berarti dua BUMN itu go public lalu sahamnya bakal dikuasai asing, tidak. Lihat Petrobras milik Brasil, lihat CNNOC milik China dan banyak lagi, mereka perusahaan terbuka. Tapi pemerintahnya tetap pegang kendali, mereka jadi perusahaan besar di mana-mana," ungkapnya.


"Tujuan Pertamina dan PLN disuruh go public itu, biar selama enam bulan sekali. Rakyat itu tahu apa sih yang telah mereka lakukan, investasinya apa? Beli minyaknya berapa? Sama siapa? Harganya berapa? Transparan semua rakyat Indonesia dan DPR bisa ngawasi," tambahnya.


Arifin menegaskan, apalagi perputaran uang di Pertamina dan PLN jumlahnya sangat besar sekali. Tentu kalau transparan tidak ada lagi ungkapan mafia di sektor migas Indoensia.


"Uang yang berputar di Pertamina itu setengahnya APBN kita, saya perkirakan sekitar Rp 600-700 triliun per tahun, itu besar sekali," tutupnya.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!