Setelah Kereta Cepat, Akankah Jokowi Batalkan Pelabuhan Cilamaya?

Jakarta -Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) tidak akan melanjutkan proyek kereta cepat serupa Shinkansen di Jepang, dengan rute Jakarta-Bandung. Apakah proyek Pelabuhan Cilamaya juga akan dibatalkan?

Kereta cepat Jakarta-Bandung ini rencananya akan digarap lewat kerjasama dengan Jepang. Demikian juga Pelabuhan Cilamaya. Namun pelabuhan ini menimbulkan masalah, karena terdapat pipa-pipa produksi migas Pertamina yang mengular di bawah lokasi tempat Pelabuhan Cilamaya itu akan dilaksanakan.


"Sedang dikaji, karena belum tuntas layak atau tidaknya, yang Cilamaya termasuk yang dikaji," ungkap Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Andrinof Chaniago di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/1/2015)


Proyek Pelabuhan Cilamaya, kata Andrinof, memang tengah dalam proses studi kelayakan atau feasibility study (FS). Beberapa permasalahan timbul saat FS berlangsung.


"Seperti karena proyek ini ada konflik sama pipa Pertamina. Kemudian lahan yang digunakan adalah pertanian, lahan produksi paling subur. Jadi lagi dikaji," jelasnya.


Dalam pembangunan sebuah proyek, Andrinof mengatakan, sejumlah potensi masalah menjadi perhatian.


"Jadi ditinjau dari berbagai aspek. Daya dukung lahan kalau terjadi aglomerasi. Kecepatan ahli fungsi lahan pertanian harus dihitung dulu, daya dukung air, yang lainnya seperti soal tabrakan dengan fasilitas Pertamina," terang Andrinof.


Kajian ulang diharapkan selesai pada tahun ini. Sehingga belum dipastikan akankah terus berlanjut atau dibatalkan. "Bisa batal bisa nggak. Sangat bergantung pada hasil kajian," tegasnya.


Sedangkan pihak investor yang berasal dari Jepang, menurut Andrinof, juga sudah menyepakati prosesnya.


"Jepangnya nggap apa-apa. Jepang sudah kirim surat yang baik ke saya. Bagus dia sangat menghormati, mereka tunggu kita, yang menentukan kita. Masa mereka yang tentukan," tukasnya.


(mkl/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com