"Solar di harga sekarang saja masih rugi. Bisa dicek ke Kementerian Keuangan," ungkap Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang, kepada detikFinance, Rabu (11/2/2015).
Bambang mengatakan, kerugian tersebut disebabkan pembelian stok BBM yang dilakukan Pertamina 2-3 bulan sebelumnya.
"Kita melakukan pembelian Solar jauh-jauh hari, 2-3 bulan sebelumnya. Stok cukup tinggi sehingga nilai inventory masih tinggi," ungkap Bambang.
Namun sebaliknya, untuk bensin Premium yang dijual Rp 6.600/liter di luar Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) dan Rp 6.700/liter untuk di Jamali, Pertamina mendapat untung.
"Premium relatif lebih baik. Sebetulnya bisa lihat pesaing kita (SPBU Shell dan Total) harganya dia berapa? (lebih mahal)," tutup Bambang.
Sebelumnya, Menteri ESDM Sudirman Said mengakui saat ini pemerintah untung dalam penjualan BBM. "Kalau dengan hitungan sekarang mungkin sudah ada keuntungan," ujarnya.
Sudirman mengatakan, saat ini pemerintah belum dapat menghitung detil berapa keuntungan dari penjualan BBM.
"Tapi kita belum bisa menghitung berapa persisnya (keuntungan)," ucap Sudirman.
(rrd/hds)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com