Direktur Pengaturan Penelitian dan Pengembangan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Yusman menyebutkan, kinerja industri pembiayaan di tahun lalu melambat.
Selama 2014, aset perusahaan pembiayaan secara industri tercatat Rp 420 triliun atau tumbuh 5% dari tahun sebelumnya.
"Ini relatif rendah karena tahun sebelumnya pertumbuhannya 7-8%, bahkan 2008-2012 sampai 20%, penyebabnya karena situasi ekonomi gonjang-ganjing sehingga menekan pembiayaan terutama leasing, leasing alat-alat berat semakin turun," kata dia saat ditemui di kantor OJK, Jl Wahidin Raya, Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Yusman menyebutkan, sumber pembiayaan masih banyak dari pinjaman bank baik asing maupun lokal. Saat ini, pembiayaan dari bank asing porsinya mencapai 30%.
"Umumnya memang perusahaan pembiayaan menggunakan valas karena kan alat-alat berat atau perusahaan tambang misalnya pakainya dolar," sebut dia.
Berbeda dengan perusahaan pembiayaan, Yusman menyebutkan, perusahaan asuransi tahun lalu dinilai lebih baik terutama didorong meningkatnya premi perusahaan reasuransi.Next
(drk/ang)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
