"Sejak 25 Januari, sudah ada 4 kapal yang berangkat. Satu kapal kapasitasnya sekitar 20.000 ton ore (bijih)," kata Nurhadi Sabirin, EVP & General Manager Freeport Indonesia, di Timika, Papua, Minggu (15/2/2015).
Empat kapal tersebut, lanjut Nurhadi, terdiri dari 2 kapal yang berangkat untuk diolah di PT Smelting di Gresik (Jawa Timur) dan 2 kapal untuk ekspor. Namun dia tidak menyebutkan diekspor ke negara mana.
"Yang jelas tidak satu pun ke Amerika," ujarnya.
Ekspor Freeport, tambah Nurhadi, adalah berupa konsentrat. Dalam konsentrat yang bentuknya mirip pasir itu mengandung sejumlah material berharga yaitu emas, perak, dan tembaga.
Nurhadi pun menjelaskan asal mula 'lahirnya' konsentrat. Awal mula konsentrat adalah ore, atau batuan yang diduga mengandung material berharga.
Setiap harinya, Freeport mengolah 220.000-240.000 ton ore atau bijih. Lalu dilanjutkan ke proses penghalusan di mesin 'raksasa'. Semakin halus akan semakin bagus.Next
(hds/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
