Bisnis Batu Bara Suram, Karena Produksi Jor-joran

Jakarta -Bisnis batu bara Indonesia masih belum menemukan titik cerah. Harga jual batu bara yang anjlok jadi penyebabnya.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo B. Sulisto mengatakan, sudah seharusnya perusahaan-perusahaan tambang dalam negeri mulai mengurangi produksi batu bara dalam negeri.


"Karena kan sekarang produksi dunia sedang berlimpah tapi permintaan menurun makanya harga turun. Ya hukum supply and demand saja. Kalau mau harga naik lagi, memang salah satu solusinya produksi batu bara dalam negeri dikurangi," kata pria yang sering disapa SBS itu ketika ditemui di Food Security Summit, Jakarta, Kamis (12/2/2015).


Ia tidak menampik berkurangnya produksi batu bara di dalam negeri akan memberikan efek samping ke perusahaan. Efeknya mulai dari rapor merah perbankan hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.


"Ya, kalau ada dampak sampingan itu tidak bisa dihindari. Tentu semua punya konsekuensi. Tapi yang diharapkan kan tentu harga kembali seperti semula," ujarnya.


Bisnis batu bara di awal tahun ini memang masih lesu. Harga jual batu bara di pasar internasional juga belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Suryo menilai situasi yang buruk ini jangan diperparah dengan produksi yang tinggi.


"Tidak bijak juga kalau produksi tetap jor-joran seperti sekarang nanti harga tambah anjlok. Lagian sekarang semua orang malah berlomba-lomba meningkatkan produksi di tengah kondisi seperti ini. Itu malah yang akan bikin harga tambah turun," ujarnya.


Berapa produksi batu bara Indonesia? Simak sambungan beritanya.


(ang/dnl)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com