Dikutip dari chinadaily, Minggu (15/2/2015) rel kereta ini menghubungkan Kota Lobito di barat Angola dengan kawasan perbatasan Luau. Jaringan rel kereta ini menjadi yang terpanjang kedua di Afrika yang dibangun oleh perusahaan Tiongkok, setelah rel kereta Tanzania-Zambia yang dibangun pada era 1970-an sepanjang 1.860 km.
Pemerintah Tiongkok menggelontorkan total bantuan pinjaman US$ 500 juta atau sekitar Rp 6 triliun dengan bunga 0%. Selain itu, ada bantuan teknis dan peralatan di jalur kereta ini.
Pada Januari 2015 lalu, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi, saat berkunjung ke Kenya, menegaskan bahwa negaranya akan membantu negara-negara di Afrika untuk merealisasikan mimpi membangun sebuah jaringan kereta cepat di Afrika.
Perusahaan Tiongkok kini sedang membangun sebuah rel kereta api dari Mombasa-Nairobi, selanjutnya akan diperluas hingga ke lima negara lainnya dengan biaya investasi US$ 13,8 miliar.
Seorang ahli terowongan dan rel kereta Tiongkok dari Chinese Academy of Engineering, Wang Mengshu mengatakan negaranya kaya dengan para ahli yang berpengalaman merancang, membangun, hingga mengoperasikan jaringan kereta cepat. Sehingga Tiongkok bisa menjadi pilihan bagi negara mana saja yang mau membangun kereta cepat.
(hen/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
