Sudah Investasi Miliaran Dolar, Freeport Ingin Tetap Gali Emas di Papua

Timika -Sejak awal beroperasi sampai saat ini, PT Freeport Indonesia sudah menggelontorkan dana investasi sekitar US$ 11-12 miliar untuk menggali emas dan tembaga di Papua. Oleh karena itu, perusahaan yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS) ini ingin agar segera ada kejelasan perpanjangan kontrak mereka yang berakhir 2021.

"Dari awal sampai detik ini, dana atau investasi yang kami tanam sudah US$ 11-12 miliar. Ini terus bertambah," kata Wahyu Sunyoto, SVP Geoscience & Technical Services‎ Division Freeport Indonesia, ‎di lokasi tambang Grasberg, Timika, Papua, Minggu (15/2/2015).


Hampir 90% dana eksplorasi tambang, lanjut Wahyu, ‎berasal dari pasar. Dana ini datang dari berbagai sumber. "Padahal success ratio hanya 1%. Sangat gambling, melebihi yang di casino," ujarnya.


Dengan begitu, Wahyu berharap pemerintah bisa menyediakan iklim investasi eksplorasi tambang yang menarik. Ini tidak perlu dilakukan dengan insentif yang macam-macam.


"Kepastian hukum dulu saja. Ketika suatu wilayah bisa diberikan, kita bisa mengolah," ucapnya.


Nurhadi Sabirin, EVP & General Manager Freeport Indonesia, menambahkan bahwa pihaknya mengerjakan proyek-proyek tambang bawah tanah pasca tambang terbuka (open pit) Grasberg habis pada 2017. Dana yang digelontorkan pun tidak sedikit yaitu lebih dari US$ 3 miliar sampai saat ini.


"Tiap tahun kita akan lanjutkan US$ 1,2 miliar per tahun. Itu sampai 2021," kata Nurhadi‎.Next


(hds/hen)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com