"Dari awal sampai detik ini, dana atau investasi yang kami tanam sudah US$ 11-12 miliar. Ini terus bertambah," kata Wahyu Sunyoto, SVP Geoscience & Technical Services Division Freeport Indonesia, di lokasi tambang Grasberg, Timika, Papua, Minggu (15/2/2015).
Hampir 90% dana eksplorasi tambang, lanjut Wahyu, berasal dari pasar. Dana ini datang dari berbagai sumber. "Padahal success ratio hanya 1%. Sangat gambling, melebihi yang di casino," ujarnya.
Dengan begitu, Wahyu berharap pemerintah bisa menyediakan iklim investasi eksplorasi tambang yang menarik. Ini tidak perlu dilakukan dengan insentif yang macam-macam.
"Kepastian hukum dulu saja. Ketika suatu wilayah bisa diberikan, kita bisa mengolah," ucapnya.
Nurhadi Sabirin, EVP & General Manager Freeport Indonesia, menambahkan bahwa pihaknya mengerjakan proyek-proyek tambang bawah tanah pasca tambang terbuka (open pit) Grasberg habis pada 2017. Dana yang digelontorkan pun tidak sedikit yaitu lebih dari US$ 3 miliar sampai saat ini.
"Tiap tahun kita akan lanjutkan US$ 1,2 miliar per tahun. Itu sampai 2021," kata Nurhadi.Next
(hds/hen)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
