Realisasi Investasi Agrobisnis Swasta Capai Rp 76 Miliar

Jakarta -Pelaku usaha agribisnis mulatinasional mulai menanamkan investasi melalui program Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture (PIS Agro). Investasi senilai Rp76 miliar tersebut sudah disalurkan dalam bentuk program kemitraaan dan pemberdayaan petani.

PIS AGRO yang beranggotakan 24 perusahaan dan organisasi internasional tersebut juga menggandeng perbankan, untuk memudahkan petani memperoleh kredit pembiayaan usaha tani dengan suku bunga rendah.


“Kita sudah lakukan pilot project melalui PIS Agro, melibatkan PT Monsanto Indonesia dan PT Syngenta Indonesia, dengan menggandeng Bank BRI dan Bank Andara untuk memudahkan petani mendapatkan pembiayaan dengan suku bunga rendah, di level 5,5% per tahun. Investasi yang direalisasikan sudah 76 miliar rupiah, dan PT Cargill Indonesia yang menyerap produk hasil panen petani. Saat ini pilot project-nya untuk komoditas jagung,” kata Firmansyah, Industri Affair Manager PT Monsanto Indonesia, dalam siaran pers, Sabtu (14/2/2015).


Realisasi investasi dengan pola kemitraan tersebut, diharapkan memudahkan usaha petani, kata Firmansyah, karena selama ini petani terkendala dengan akses permodalan, dan kesulitan memperoleh harga yang pantas di pasar saat musim panen.


Salah satu pilot project yang sudah dilaksanakan melalui Monsanto yaitu, pemberdayaan 100 petani di Mojokerto-Jawa Timur di lahan seluas 50 hektar. Sedangkan Syngenta menjalankan program kemitraanya di Dompu-Nusa Tenggara Timur dengan melibatkan 150 petani jagung.


Untuk pengembangan komoditas lain, seperti kelapa sawit, karet, kakao dan produk horti, PIS Agro juga menyiapkan investasi sebesar Rp 233 miliar yang merupakan komitmen investasi dari beberapa perusahaan multinasional lain dengan menggandeng pihak perbankan yaitu Bank Mandiri dan McKinsey Indonesia.


Firmansyaah mencontohkan, untuk program kemitraan dengan petani dalam pengembangan komoditas jagung, PIS Agro menghargai jagung petani di angka Rp 3.100/kg dan seluruh panen petani diserap, angka tersebut berbeda dengan pembelian yang dilakukan pengepul di harga Rp 2.900/kg, itu pun hanya yang berkualitas baik saja yang dibeli.Next


(ang/ang)

Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com