Mengutip Survei Perbankan Triwulan I-2015 yang dikeluarkan BI, Selasa (14/4/2015), indikasi perlambatan permintaan kredit tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT). Pada triwulan I-2015, nilai SBT tercatat 13,7%. Jauh lebih rendah triwulan sebelumnya yaitu 84,0%.
Berdasarkan jenis penggunaan, melambatnya pertumbuhan permintaan kredit baru terutama disebabkan oleh Kredit Konsumsi yang terkontraksi -4,3%. Lebih rinci, penurunan permintaan kredit konsumsi terutama karena Kredit Multiguna (-35,9%) dan Kredit Kendaraan Bermotor (-3,2%).
"Penurunan permintaan Kredit Kendaraan Bermotor sejalan dengan menurunnya penjualan mobil dan sepeda motor pada awal tahun 2015. Rata-rata penjualan mobil dan sepeda motor pada triwulan I-2015 masing-masing menurun sebesar 0,3% dan 11,1% dibandingkan triwulan sebelumnya," jelas survei BI.
Sementara berdasarkan sektor ekonomi, penurunan permintaan kredit terbesar dialami oleh sektor Pertambangan dan Penggalian (-30,4%). Penurunan permintaan global, penurunan harga barang tambang di pasar internasional, dan kebijakan pemerintah mengenai larangan ekspor barang mineral mentah menjadi faktor utama yang mendorong perbankan membatasi penyaluran kredit baru pada sektor sektor ini.
Namun secara keseluruhan 2015, perbankan masih yakin permintaan kredit semakin meningkat. Pertumbuhan kredit 2015 diperkirakan mampu mencapai 17,1%, meningkat dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu 15,7%.
"Perkiraan membaiknya pertumbuhan ekonomi tahun 2015, menurunnya tekanan kenaikan suku bunga kredit, dan semakin membaiknya kondisi kecukupan modal perbankan menjadi pendorong utama semakin optimisnya pertumbuhan kredit tahun 2015," tulis survei BI.
(hds/dnl)
Redaksi: redaksi[at]detikfinance.com
Informasi pemasangan iklan
hubungi : sales[at]detik.com
