Anggota DPR Tanyakan Nasib Orang Miskin dengan Kenaikan Harga BBM

Jakarta - Pemerintah saat ini sedang membahas Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2013 dengan DPR. Agenda pentingnya adalah pengajuan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (Balsem) Rp 150/bulan yang merupakan kompensasi kenaikan harga BBM subsidi.

Anggota Komisi XI DPR Marurar Sirait mempertanyakan pengaruh kenaikan harga BBM subsidi terhadap kemiskinan. Menurutnya harus ada kejelasan data, baik sebelum ataupun setelah kenaikan harga BBM subsidi dilakukan. Seperti diketahui pemerintah berencana menaikkan harga bensin premium menjadi Rp 6.500/liter dan harga solar menjadi Rp 5.500/liter.


"Jadi harus ada indikator yang jelas soal ini. Pertama kriteria yang jelas indikator miskin seperti apa, kemudian, hampir miskin itu seperti apa. Nah posisi hari ini seperti apa," ungkap Maruarar saat rapat pembahasan RAPBN-P 2013 dengan pemerintah di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2013)


Anggota DPR lain dari Fraksi PDIP juga, yakni Arif Budimanta juga mempertanyakan hal yang senada. Ia mengatakan, berdasarkan data Bank Dunia, ada ketimpangan yang cukup signifikan terhadap pendapatan masyarakat Indonesia.


"Kita melihat rasionya ada ketimpangan pendapatan dari data Bank Dunia itu semakin tinggi," ungkap Arif pada kesempatan yang sama.


Jika nanti ada kenaikan harga BBM subsidi, maka harus ada perhitungan terhadap nasib orang miskin di Indonesia.


"Ini menurut saya suatu warning, bagaimana kemudian respon pengaruh kenaikan harga BBM terhadap 40% masyarakat dengan penghasilan terendah tersebut," jelasnya.


(dnl/dnl)