Hal tersebut dikatakan oleh Menteri Perumahan Rakyat (Menpera) Djan Faridz saat ditemui di Kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (31/5/2013).
"Ini rusun merupakan jawaban dari tingginya harga tanah. Ini solusi," kata Djan.
Alasannya, Djan menjelaskan, dengan bangunan vertikal, harga tanah bisa dihemat. Ia mengilustrasikan harga tanah per meter yang mencapai Rp 3 juta, bisa dibagi koefisien lantai bangunan sebuah rusun atau apartemen, sehingga hitungan harga tanahnya bisa dihemat.
"Jadi kalau tanah misalnya 1 meter kita bilang Rp 3 juta. Kalau dibagi 18 lantai per meternya itu Rp 3 juta itu dibagi 18. Jadi komponen harga tanah terhadap rumah itu menjadi murah," katanya.
Persoalannya, Djan mengatakan, masyarakat belum terlalu familiar untuk tinggal di rumah susun atau apartemen yang berlantai banyak. Sebuah budaya yang menurut Djan perlu dirubah.
"Cuma kita harus mendorong masyarakatnya. Ini masalah budaya saja," katanya.
(zul/hen)
