Dahlan Iskan Undang 8 Profesor Medis, Ada Apa?

Jakarta - Delapan profesor Universitas Airlangga (Unair) diundang Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan ke kantornya. Para profesor medis ini diminta mempresentasikan hasil penelitian dan alat kesehatan yang siap diproduksi massal.

Presentasi ini dilakukan tak hanya di hadapan Dahlan, tapi juga para direksi BUMN farmasi, antara lain dari PT Indofarma Tbk (INAF), PT Phapros, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Biofarma.


"Kita mendengarkan peneliti dari Unair menemukan obat sangat penting untuk penyakit tropik seperti demam berdarah," ucap Dahlan di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (28/5/2013).


Pada kesempatan ini, Dahlan kagum dengan hasil Unair seperti penelitian pil KB untuk kaum pria, pil penanganan demam berdarah, serta alat pendeteksi formalin dan borax yang terkandung di makanan.


"Hasil penelitian yang hebat ada 10 item yang dibahas saat ini. Kita bahas nomer satu pendeteksi borax dan formalin," tambahnya.


Namun, ada alat bernama miskroskop flueresens untuk mendeteksi penyakit malaria yang tidak bisa diproduksi di dalam negeri. Dahlan menjelaskan, alat ini belum bisa diproduksi di BUMN farmasi.


Tetapi Dahlan melihat alat ini bermanfaat bagi 1.000 Puskesmas Papua. Ia pun memutuskan Biofarma membiayai pengembangan mikroskop yang bisa mendeteksi penyakit malaria.


"Ini tidak dijual, ini diproduksi pakai dana CSR BUMN. Kita beri ke 500-1.000 Puskesmas di Papua. Kalau harga Rp 2 juta. Ini bisa diproduksi, pakai dana CSR. Ini bisa diproduksi oleh Barata atau LEN yang dikoordinir BUMN farmasi kaya seperti Biofarma," kata Dahlan.


Di tempat yang sama, Direktur Utama Indofarma Elfiano Rizaldi yang hadir pada diskusi kali ini menjelaskan siap memproduksi dan menjajaki pengembangan salah satu hasil penelitian Unair. Alat yang siap diproduksi yakni pendeteksi borax dan formalin pada makanan.


"Ini biasa dibeli di luar negeri. Kita siap memproduksi," sebut Elfiano.


(feb/ang)