Mana Lebih Hebat: AS yang Terkena Krisis Ekonomi atau China?

Jakarta - Sejak krisis ekonomi pada 2008 dan 2009 lalu, banyak analis berpendapat Amerika Serikat (AS) bakal terus terpuruk di dasar jurang kebangkrutan. AS tak lagi menjadi 'pemimpin' di bidang ekonomi dan dikalahkan China.

Memang ada sejumlah alasan yang menguatkan hal tersebut. Diantaranya pengangguran yang terus tumbuh di negara tersebut sampai defisit yang membengkak di negara yang dipimpin Presiden Obama tersebut.


Namun, analis dari tim Goldman Sachs (GS) menyangkal semua hal tersebut.


Dalam analisis Goldman Sachs 2013 seperti diberitakan Time, yang dikutip Senin (27/5/2013) terdapat beberapa alasan AS masih yang terkuat di sektor ekonomi.


Ini 10 Alasan AS masih jadi 'super power' :


1. Masih menjadi nomor 1


AS merupakan 'rumah' dari US$ 15,7 triliun pergerakan ekonomi. Terbesar dan paling makmur sedunia. Angka tersebut merupakan dua kali lipatnya ekonomi China dan 2,5 kalinya ekonomi Jepang.


2. Saham dan Obligasi


Pasar saham AS masih berhasil memberikan imbal hasil hingga 129% sejak Maret 2009 sampai akhir 2012 lalu.


Ekuitas pasar AS berhasil mengungguli saham Eropa sebesar 24%, saham Jepang sebesar 97% dan ekuitas pasar negara berkembang termasuk China sebesar 22% selama periode yang sama. Treasury AS memiliki total pengembalian (imbal hasil) 18% dibandingkan 14% untuk pasar obligasi ekonomi global.


3. Tanah dan Air


AS masih memiliki banyak sumber daya tanah dan air. AS memiliki 4,6 kali lebih banyak air dan 5,3 kali tanah lebih luas dari China.


4. Energi


Salah satu kunci AS masih 'powerfull' adalah minyak yang dihasilkannya. AS masih 'on track' dalam meraih prestasi sebagai 'The World Biggest Oil Proucers' atau sebagai Negara Penghasil Minyak Terbesar di dunia pada 2020 nanti. Mengalahkan Russia, Saudi Arabia.


5. Sumber Daya Manusia yang Meledak


Perusahaan asal AS seperti Caterpillar (CAT), Ford hingga General Electric dan General Motors telah mengumumkan rencana untuk mengalihkan produksi kembali ke AS berkat prospek energi yang lebih murah di negaranya sendiri.


Data dari Boston Consulting Grup yang dikutip oleh Goldman memprediksi bahwa pada tahun 2020, lapangan pekerjaan akan bertambah hingga 2,5 juta sampai 5 juta dan memberikan US$ 55 miliar output perekonomian domestik.


6. Daya Saing


Daya saing AS dengan negara-negara lainnya juga masih terlihat sangat baik. Data yang dilansir Wall Street Journal menyebutkan AS masih lebih kuat 5% daya saingnya ketimbang negara-negara besar lainnya.


7. Demografi


AS dan India merupakan negara yang tingkat pertumbuhan pekerja mudanya cukup tinggi. Hingga 2050 nanti, AS akan kebanjiran penduduk usia muda di bawah 40 tahun.


8. Kekuatan Militer


AS mengeluarkan US$ 711 miliar untuk pertahanannya. Jauh lebih besar ketimbang China yang hanya US$ 143 miliar.


9. Magnet Analis


Hampir 40% dari peneliti di AS bermigrasi dari negara lain menurut National Bureau of Economic Research yang dikutip oleh Goldman. Tidak seperti negara-negara lain misalkan di India, AS mempertahankan bagian yang lebih besar dari peneliti asing.


10. Penelitian dan Pengembangan


Research dan development atau penelitian dan pengembangan di AS terus menunjukkan pertumbuhan. 31% dari total APBN AS dikeluarkan untuk R&D tahun 2012 lalu. Sekitar US$ 436 miliar pengeluaran pemerintah di bidang industri dan universitas.


(dru/dnl)