BI Rate Naik, Anggota DPR: BI Memperburuk Perekonomian

Jakarta - Keputusan Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) pimpinan Agus Martowardojo dalam menaikkan suku bunga acuannya mendapat protes berbagai kalangan. DPR yang menilai BI justru memperburuk situasi perekonomian.

"Menurut saya BI Rate belum perlu naik, harusnya BI tidak menambah berat beban," kata Wakil Ketua Komisi XI Harry Azhar Azis dalam pesan singkatnya kepada detikFinance, Kamis (13/6/2013).


"Kenaikan BI rate akan membuat kalangan perbankan menaikkan suku bunga lebih cepat dan lebih besar lagi," terang Harry.


Menurutnya, debitur kredit UMKM akan tertekan beban menjadi lebih besar. Oleh sebab itu, Harry mempertanyakan keberpihakan BI terhadap kalangan kecil.


"Di mana keberpihakan? Harusnya BI dapat menahan sementara sampai kenaikan harga BBM dan melihat dulu dampaknya, bukan seperti sekarang. Dewan Gubernur BI justru memperburuk situasi perekonomian sebelum pemerintah mengambil keputusan soal BBM," tegas Harry.


Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur BI menghasilkan keputusan untuk menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 bps. BI Rate yang ditahan selama setahun lebih di posisi 5,75% kini lompat ke 6%. Kenaikan BI Rate biasanya langsung diikuti dengan kenaikan bunga kredit perbankan.


Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaadmadja mengatakan, memang bunga kredit tidak serta merta langsung naik begitu BI Rate dinaikkan. Namun jika ke depan permintaan kredit makin besar, bunga kredit akan naik mengikuti kenaikan BI Rate.


(dru/dnl)