BI Sebut Dolar Sudah Mulai Stabil, Ditutup di Rp 9.855

Jakarta - Bank Indonesia (BI) melaporkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah bergerak stabil di kisaran Rp 9.800-an. Rupiah hari ini, Rabu (12/6/2013) ditutup di level Rp 9.855/US$.

"Kurs ditransaksikan stabil dan ditutup di level Rp 9.855/US$. Sementara Non-Deliverable Forward (NDF/Lindung Nilai Mata Uang) 1 bulan turun menjadi Rp 10.120/US$ dari Rp 10.400/US$," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah dalam keterangannya kepada detikFinance.


Stabilnya nilai tukar rupiah, sambung Difi menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat. "Selain itu sudah muncul suplai valas di pasar khususnya dari eksportir," tuturnya.


"Efek intervensi BI meningkatkan confidence di pasar yang tercermin dari pasar yang tadinya one way (bid only) menjadi two way (bid and offer) jadi sudah ada yang menawarkan valasnya," imbuh Difi.


Berdasarkan data Reuters, siang tadi rupiah sempat diperdagangkan di level Rp 10.022/US$. Kemudian terus terkendali hingga ditutup di kisaran Rp 9.800-an.


Difi mengatakan ada dua strategi yang digunakan bank sentral untuk meredam gejolak nilai tukar rupiah. "Pertama intervensi di pasar palas dan kemudian pembelian kembali Surat Berharga Negara (SBN/SUN) oleh bank sentral. Jurus Kembar BI," ungkap Difi.


Dijelaskan Difi pembelian kembali akan dilakukan di pasar SBN yang dilelang hari ini. "Kita, BI siap tampung kalau mau ada yang lepas SUN," terangnya.


"Jadi kalau intervensi valas, dolar keluar dan rupiah masuk ke BI. Kalau kita beli SUN, SUN masuk ke BI dan rupiah keluar dari BI. Dengan demikian likuiditas rupiah juga terjaga," terangnya.


Hari ini pula, BI berhasil menyerap Surat Utang Negara (SUN) dalam lelang mencapai Rp 1 triliun. "Dari target Rp 2 triliun, kita menangkan Rp 1 triliun. Yang bid di bawah target karena pemilik SUN cenderung hold atau pegang SUN-nya nggak mau dilepas," jelasnya.


(dru/dnl)