Rupiah Akan Tertekan Sepanjang Tahun 2013

Jakarta - Ekonom memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan tetap tertekan sepanjang tahun ini karena risiko meningkatnya laju inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

Selain itu, lambatnya respon kebijakan moneter dari Bank Indonesia (BI) dan kekhawatiran pasar terhadap defisit neraca transaksi berjalan. Berlarut-larutnya keputusan mengenai kenaikan harga BBM subsidi juga berpengaruh negatif terhadap persepsi investor.


Managing Director & Senior Economist Standard Chartered Fauzi Ichsan mengatakan, tanpa kejelasan mengenai kebijakan energi pemerintah, subsidi BBM terus membebani anggaran pemerintah dan neraca transaksi berjalan.


"Rupiah akan tertekan sepanjang tahun ini, karena harga BBM belum pasti dan BI masih lambat juga responsnya," katanya dalam Diskusi Soal Ekonomi 2013, di Hotel Mandarin, Jakarta, Kamis (13/6/2013).


"Tahun 2013 adalah tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia. Fundamental ekonomi Indonesia terus melemah, sementara investor asing melihat risiko ekonomi dan politik di Indonesia meningkat," tambahnya.


Dia mengatakan, rupiah akan kembali rebound di akhir tahun di angka Rp 9.800/US$ dan rata-rata tahunan di angka Rp 9.900/US$.


"Rata-rata tahunan di atas asumsi APBN karena kondisi global dan lokal," kata Fauzi.


(ang/ang)