Pendiri Medco Sentil Pemerintah Tidak Berani Ambil Risiko Soal Harga BBM

Jakarta - Pendiri PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) Arifin Panigoro angkat bicara soal lambatnya pemerintah dalam memutuskan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Untuk mengambil kebijakan tersebut saat ini, menurut Arifin pemerintah tidak berani mengambil risiko.

"Langkahnya harus cepet. Orang berwacana BBM ini wah sudah terlalu lama, defisitnya makin lama makin besar itu sudah dua tiga tahun yang lalu, cuma agak lebih baik. Tapi kayak sekarang ini, mau diumumkan saat rupiah lagi goyang. Keadaan seperti ini memang sakit," ungkap Arifin kepada detikfinance seperti dikutip, Jumat (14/6/2013)


Arifin mengatakan, alasan naiknya harga BBM subsidi sudah sangat jelas. Pasalnya, subsidi yang diberikan negara sudah tidak tepat sasaran.


"Itu makanya pemerintah harus berani ambil resiko. Kalau menurut saya, hitungan sudah benar. Rakyat miskin mah nggak naik mobil, pada jalan kaki kok, naik angkot juga gak, dia bercocok tanam. Yang mana yang pakai subsidi ya kelas menengah," jelasnya.


Sedangkan dari sisi masyarakat, Arifin menilai masyarakat sudah sangat paham terkait soal BBM bersubsidi. Ini pun berkat informasi yang selalu disampaikan soal kerugian subsidi ini.


"Tapi yang penting semua masyarakat ini sadar bahwa ini benar-benar serius. Kan semua orang tahu kalau harus lebih hemat karena lebih mahal jadi lebih siap," ucapnya.


Kalau saja, pemerintah tegas untuk menaikan BBM bersubsidi pada awal tahun lalu, maka dampaknya tidak akan seperti sekarang. Suara-suara penolakan sudah ada di mana-mana.


"Itu kan mendingan beberapa bulan yang lalu, itu kan ya berdampak sih berdampak, tapi orang akan lebih terbiasa," pungkasnya.


(ang/ang)