Di Depan Hatta, Karen Sebut Pertamina Kalah Modal dengan Perusahaan Asing

Nusa Dua - Pertamina menyatakan anggaran investasinya kalah jauh dibandingkan perusahaan-perusahaan minyak negara lain. Ini menyebabkan Pertamina kesulitan untuk mengembangkan usahanya, seperti mengakuisisi sumur migas di luar negeri.

Hal ini diutarakan oleh Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan di depan Menko Perekonomian Hatta Rajasa saat mereka menjadi pembicara di Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Kamis (13/6/2013).


"Kita bisa membeli aset-aset asing di negara tersebut yang sebenarnya sangat banyak manfaat. Di mana minyaknya pun bisa kita bawa ke Indonesia," kata Karen.


Dikatakan Karen, belanja modal investasi atau capex Pertamina nilainya sangat sedikit, yaitu US$ 10 miliar. Berbeda dengan perusahaan minyak milik negara di Thailand yang memiliki dana US$ 100 miliar.


"Kapasitas Pertamina untuk membeli aset itu sangat besar, tapi selalu terhambat biaya. Per tahun Pertamina capex-nya hanya US$10 miliar kita bandingkan dengan NOC salah satu negara seperti Thailand itu adalah US$ 100 miliar per tahun," ungkapnya.


Menurut Karen, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar modal investasi Pertamnina meningkat. Salah satunya adalah dengan menahan setoran dividen ke negara.


"Kalau dividen tidak perlu dikembalikan itu bisa. Jadi sebetulnya kita sudah melihat peluang. Makanya sekarang kalau kita mau keluar, kita harus bergandeng dengan orang. Tidak akan mampu kita keluar. Ini keterbatasan kita sebagai BUMN," kata Karen.


(dnl/dnl)