Kembangkan Bandara Bangka Belitung, Angkasa Pura Siapkan Rp 250 Miliar

Jakarta - PT Angkasa Pura (AP) II berniat membangun dan mengembangkan bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung. Dana yang dibutuhkan mencapai Rp 250 miliar.

Dana pengembangan itu akan dilakukan mulai 2013 hingga 2014. Pekerjaan meliputi pengawasan pembangunan fasilitas Rp 2 miliar, Design & Build interior terminal (multiyears) Rp 15 miliar, clearing dan penimbunan kiri-kanan gedung terminal baru Rp 20 miliar, penyempurnaan fasilitas terminal Rp 9,5 miliar, pembangunan towers Rp 20 miliar, serta pembangunan apron dan pengawasannya Rp 183,6 miliar.


Perusahaan plat merah itu sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama pembangunan dan pengembangan bandara Depati Amir Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung dengan Pemprov Babel.


Penandatanganan dilalukan oleh Dirut AP II Tri S Sunoko, Gubernur Babel Eko Maulana Ali dan Bupati Bangka Tengah Erzaldi Rosman, di Kantor Pusat AP II, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, seperti dikutip dari siaran pers, Kamis (13/6/2013).


"Kami sangat mendukung dan sangat tertantang untuk bisa bersinergi dengan Angkasa Pura II dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap masyarakat. Penandatanganan MoU ini merupakan bagian dari sinergitas yang baik antara Pemprov Bangka Belitung, Pemkab Bangka Tengah dan Angkasa Pura II," kata Eko.


Tri menambahkan, MoU tersebut diharapkan akan menjadi dasar pelaksanaan kerja sama strategis yang saling menguntungkan bagi AP II, Pemprov Babel maupun Pemkab Bangka Tengah dalam mengembangkan Bandara Depati Amir ke depan.


Ruang lingkup nota kesepahaman tersebut meliputi pembangunan, pengembangan dan peningkatan fasilitas bandara berdasarkan rencana induk. Termasuk di dalamnya kerjasama penyediaan lahan, pendanaan, pemberian rekomendasi dan/atau penerbitan peraturan daerah, penyediaan infrastruktur dan aksesibilitas, dan lain sebagainya.


AP II sendiri saat ini tengah menjalankan pembangunan Tahap I gedung terminal penumpang baru berkapasitas 1,3 juta pergerakan penumpang per tahun, yang akan menggantikan terminal eksisting yang hanya berdaya tampung 350 ribu penumpang per tahun.


Progress pembangunan terminal baru yang menelan biaya sekitar Rp 107 miliar tersebut, saat ini telah mencapai 92,49%.


"Jadi, insya Allah, dalam waktu yang tidak lama lagi, masyarakat Bangka Belitung akan dapat menikmati terminal baru yang jauh lebih baik dan lebih modern yang luasnya hampir lima kali lipat dari terminal eksisting," ucap Tri.


Selama kurun lima tahun terakhir, statistik pertumbuhan penumpang di Bandara Depati Amir menunjukkan peningkatan yang cukup tinggi dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 15,26% per tahun.


Pada 2012, misalnya, jumlah pergerakan penumpang telah mencapai angka 1,48 juta penumpang atau meningkat 12 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 1.32 juta penumpang. Menyikapi hal tersebut, saat ini AP II tengah mempersiapkan program pengembangan lanjutan guna meningkatkan kapasitas terminal lebih besar lagi.


"Terminal baru kapasitasnya 1,3 juta per tahun, namun jumlah pertumbuhannya sudah melampaui angka tersebut. Untuk menghindari kembali terjadinya over capacity, saat ini kami sudah memulai lagi proses perencanaan pengembangan terminal Tahap II hingga 2,5 juta pergerakan per tahun. Tahapan-tahapan awalnya sudah dimulai," ungkap Tri.


Bandara Depati Amir merupakan satu dari 13 bandara yang dikelola manajemen AP II. Depati Amir yang masih terfokus pada rute penerbangan domestik, dilayani oleh 40 operator penerbangan baik reguler berjadwal maupun tak berjadwal (charter).


Tingkat pertumbuhan penumpang rata-rata di bandara depati amir sepanjang 5 tahun terakhir mencapai 15,26%, kemudian pertumbuhan rata-rata pergerakan pesawat sebesar 14,22%, serta rata-rata pertumbuhan angkutan kargo mencapai hingga 17,05%.


AP II saat ini mengelola 13 bandara utama di kawasan Barat Indonesia, antara lain Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Polonia (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang), dan Silangit (Tapanuli Utara).


(ang/dnl)