ABMM – Kontrak baru
Anak perusahaan PT ABM Investama (ABMM), PT Cipta Kridatama (CK), berhasil mendapat kontrak dengan periode 5 tahun senilai US$ 428 Juta dari PT Kaltim Jaya Bara (KJB). Kontrak tersebut meliputi jasa pengupasan overburden, penyewaan alat berat, serta pembangunan infrastruktur jalan tambang (hauling road) sepanjang 30 KM. Target pekerjaan overburden removal mencapai 151.5 Bcm.
BORN – Rencana penjualan 20% saham AKT
PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) menargetkan penjualan 20% saham anak perusahaan PT Asmin Koalindo Tuhup (AKT), menerbitkan obligasi, dan rights issue untuk melunasi utang kepada konsorsium Standard Chartered Bank yang masih tersisa US$ 900 Juta tahun ini. Penjualan 20% saham AKT kepada perusahaan Korea POSCO ditargetkan selesai tahun ini. Dengan asumsi nilai AKT sebesar US$ 3.5 Miliar, diperkirakan BORN dapat memperoleh US$ 750 Juta. Selain menjual saham AKT, BORN juga akan menerbitkan obligasi dengan target perolehan dana US$300-US$400 Juta. Sementara untuk rights issue masih menunggu perkembangan harga batu bara.
PANR – Rencana emisi obligasi
PT Panorama Sentrawisata (PANR) berencana menerbitkan obligasi senilai total Rp 500 Miliar dimana untuk tahap pertama akan diterbitkan obligasi bertenor 5 tahun senilai Rp 350 Miliar. Pefindo memberi peringkat idA- terhadap rencana emisi obligasi PANR. Sekitar 63% dana emisi obligasi dialokasikan untuk penyertaan modal PT Panorama Tours Indonesia, 28% untuk penyertaan modal PT Panorama Properti, dan 9% sisanya untuk penyertaan modal pada PT Panorama Multi Media. Masa penawaran awal berlangsung 13-21 Juni dengan perkiraan mendapat pernyataan efektif pada 28 Juni 2013.
WIKA – Wika Beton kerjasama dengan Season One
PT Wijaya Karya (WIKA) melalui anak usahnya, PT Wijaya Karya Beton, membentuk perusahaan patungan di Myanmar dengan korporasi lokal bernama Season One. Wika Beton dan Season One akan membangun pabrik beton di atas lahan seluas 5 Ha. Kapasitas produksi pabrik beton diperkirakan mencapai 67,000 ton per tahun dengan nilai investasi untuk pembangunan pabrik di luar pembelian tanah sekitar US$ 18 Juta. Namun WIKA masih belum memutuskan persentase porsi kepemilikan yang akan diambil di perusahaan patungan tersebut, dikarenakan tingkat risiko investasi di Myanmar yang masih rawan kerusuhan.
(dru/dru)
