Ini Cerita Bos KAI Soal Penggusuran Kios di Stasiun KRL Jabodetabek

Nusa Dua - Pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam sebulan terakhir ini telah melakukan penataan kios-kios di stasiun KRL Jabodetabek. Penggusuran ini dilakukan agar stasiun KRL bisa menampung pertumbuhan penumpang KRL yang makin banyak.

Direktur Utama KAI Ignasius Jonan menceritakan, 25 tahun lalu kapasitas penumpang KRL Jabodetabek hanya 150 ribu per hari. Kemudian empat tahun lalu, sudah meningkat menjadi 300 ribu/hari, dan tahun 2012 sudah mencapai 600 ribu/hari.


Artinya menurut Jonan, pertumbuhan penumpang itu terus meningkat signifikan. Jika tidak ditata maka ruang untuk penumpang juga tidak akan ada lagi, termasuk fasilitas parkir.


"Kalau dibiarkan, tidak ada ruang untuk penumpang di peron dan nggak ada ruang parkir. Padahal secara waras itu harus ada. Secara waras loh ini," ungkapnya saat menjadi pembicara di Pertemuan Puncak Pemimpin Redaksi se-Indonesia di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Bali, Kamis (13/6/2013).


"Coba bayangkan kalau terlalu padat dan semua berdesak-desakan maka bahaya yang ada. Dorong mendorong nanti jatuh ke rel kereta maka selesai.

Jadi ini sebenarnya untuk safety dan kenyamanan," ujarnya Jonan.


Ia menambahkan, bangunan atau kios-kios di sekitaran stasiun selama ini menyewa lahan milik KAI. Kios-kios tersebut memberikan uang sewa kepada KAI hingga tahun lalu. Namun KAI tidak lagi memperpanjang kontrak kios-kios di stasiun KRL demi pelebaran ruang untuk penumpang dan juga parkir.


"Itu ada hitam di atas putih. Setelah itu kan saya nggak mau perpanjang kontrak lagi. Karena kami ingin membersihkan lokasi dari itu supaya ada fasilitas yang layak untuk penumpang. Ruang tunggu dan tempat parkir, kita bisa benahi," sebut Jonan.


Sedangkan untuk fasilitas kereta, Jonan memastikan pada 1 Juli 2013, semua kereta listrik akan menggunakan AC.


"Kereta listrik harus menggunakan AC dan di subsidi oleh pemerintah. Jadi itu sudah diajukan 3 tahun yang lalu 1 Juli yang pakai AC yang disubsidi. Nah yang nggak pakai AC yang nggak disubsidi, jadi bisa saya tarik," pungkasnya.


Menurut data KAI, hingga akhir Mei 2013, sudah ada 58 stasiun KRL Jabodetabek yang dilakuan penggusuran kios. Jumlah kios di 58 stasiun itu jumlahnya mencapai 4.525 kios.


(dnl/dnl)