Dolar Tembus Rp 10.000, Pemerintah Salahkan Kondisi Ekonomi Global

Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemarin (11/06/2013) sempat melemah hingga berada di kisaran Rp 10.000/US$. Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar beralasan melemahnya angka rupiah lebih disebabkan karena kondisi global terutama kebijakan Amerika Serikat (AS).

"Saya melihatnya kondisi Rupiah tadi memang terpengaruh dari kondisi global karena kebijakan rencana peminjaman Bank Sentral Amerika untuk kemungkinan menghentikan quantitative easing. Kami akan pantau terus jadi atau tidak. Terlepas dari itu, penghentian quantitative easing akan menyebabkan capital outlook," tutur Mahendra saat ditemui usai rapat koordinasi pangan di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Rabu (12/06/2013).


Mahendra menambahkan bahwa dampak dari kebijakan ini tidak saja dirasakan oleh Indonesia tetapi negara berkembang pada umumnya. Namun ia juga mengungkapkan pelemahan Rupiah atas Dollar kemarin juga dikarenakan faktor-faktor klasik seperti subsidi bahan bakar.


"Sudah diantisipasi jadi memang terjadi di seluruh dunia. Terutama dirasakan di negara berkembang. Lalu fokus kita kita menjaga perbaikan reformasi struktural dan hal-hal yang selama ini mengganggu fundamental rupiah misalnya kondisi APBN yang kurang sehat, subsidi BBM dan sebagainya," katanya.


Menurutnya selama Indonesia bisa fokus menyelesaikan pekerjaan rumah dan terus memperbaiki, hal ini tidak akan berdampak serius dan Indonesia tetap dijadikan negara tujuan investasi. Untuk itu, Kementerian Keuangan tetap akan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk terus memonitor pergerakan Rupiah terhadap Dollar.


"Kita akhirnya tetap menjadi tujuan investasi baik portofolio dari kondisi global yang terus tidak menentu. Saya tidak melihat di luar perkiraan dan ekstra panik dan sudah diantisipasi. Pertemuan dengan BI hampir tiap hari dan dengan wadah forum solidaritas keuangan jadi tidak hanya BI tetapi pasar modal, obligasi, OJK. Sehingga hal-hal tadi kita lihat lebih menyeluruh yang bisa menyatukan instrumen," tandasnya.


(wij/dru)