Ketidakpastian Soal BBM Subsidi Bikin Rupiah Jeblok Dekati Rp 10.000/US$

Jakarta - Ketidakpastian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ternyata menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jeblok.

Demikian disampaikan oleh Ketua Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) Sigit Pramono saat ditemui disela-sela Acara BCA Konpers Jazz Gunung 2013, di Hotel Kempinski, Jakarta, Senin (10/6/2013).


"Kami mengimbau ke pemerintah untuk segera mengambil keputusan ini sebabnya ketidakpastian ini direspon masyarakat sebagai ketidaktegasan, ini jadi dampaknya melemahnya rupiah," kata Sigit.


Sigit mengatakan, selain faktor BBM, faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global juga turut mempengaruhi melemahnya rupiah.


"Itu salah satu indikasinya. Seharusnya kewenangan itu ada di pemerintah, salah satu skenarionya adalah dengan menaikkan harga, nggak usah Balsem, naikkan saja ВВМ," ujarnya.


Dia menjelaskan, menaikkan harga BBM juga merupakan opsi terbaik yang memiliki dampak paling rendah.


"Menurut kami segera diputuskan. Paling rendah dampaknya naikkan saja BBM-nya. Naikkan sesuai harga pasar. Sekarang kan nggak pasti, itu risikonya paling tinggi. Ini juga membuat peringkat kita berpengaruh," ujar Sigit.


Terkait hal itu, sebagai pelaku usaha, Sigit meminta kepada para pengusaha untuk melihat dan menunggu (wait and see) kondisi pasar.


"Ya solusinya memilih untuk tidak mengambil keputusan-keputusan strategis. Perusahaan akan melihat dan menunggu tapi perusahaan akan terus jalan," kata dia.


(dru/dru)