Pepaya Subang Laku karena Pakai Nama California

Jakarta - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengakui kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produk dalam negeri masih kurang. Contoh kasus soal ini antaralain mengenai produk pepaya asal Subang yang laku setelah diberi nama Pepaya California.

"Contohnya di pertanian, katakanlah waktu itu pepaya enak sekali rasanya. Waktu pakai nama daerahnya (Subang) tidak laku, tapi ganti nama menjadi Pepaya California menjadi laku," kata Gusti usai membuka pertemuan teknis bertema 'Peranan Akreditasi dalam Memfasilitasi Perdagangan dan Skema Penilaian Kesesuaian dalam Penguatan Daya Saing Perekonomian' di Kantor BSN, Jakarta, Selasa (11/6/2013).


Gusti menegaskan, dengan contoh konkret tersebut menunjukan bahwa masyarakat Indonesia kurang memiliki kebanggaan terhadap produk lokal. "Masyarakat kita sendiri kurang menghargai. Seharusnya mulai dari kita, kita harus bangga. Siapa lagi kalau bukan kita," tuturnya.


Hal tersebut penting, mengingat tak lama lagi Indonesia akan dihadapkan dengan Free Trade Agreement, nantinya semua produk di ASEAN bebas dipasarkan. Badan Standardisasi Nasional dan Komite Akreditasi Dunia sendiri mengumpulkan 900 pemangku kepentingan di Indonesia untuk mengadakan pertemuan teknis.


Ketua Komite Akreditasi Nasional, Bambang Prasetya mengungkapkan, pertemuan ini membahas strategi dalam menghadapi berbagai perjanjian perdagangan bebas. Sebab, dalam perdagangan bebas, akan disepakati beberapa hal termasuk harmonisasi regulasi teknis dan sistem penilaian kesesuaian.


"Setiap negara harus dapat mempersiapkan dengan segala infrastruktur perdagangan seperti kesiapan industri dan penilaian kesesuaian," terangnya.


(zul/hen)