Dahlan Iskan: Sashimi Prinus setelah Lama Mupus

Jakarta - Inilah mayat hidup berikutnya di BUMN: PT Perikanan Nusantara (PT Prinus). Perusahaan ini sebenarnya praktis sudah mati. Tidak ada aktivitas berarti di dalamnya. Karyawannya pun sudah tiga tahun tidak bergaji.

Ini sangat ironis. Di negara yang luas lautnya 2/3 dan daratannya hanya 1/3, perusahaan negara yang bergerak di bidang kelautan malah tidak bisa berkembang.


Untuk membuatnya hidup kembali juga tidak mudah. Kepercayaan dari stakeholder sudah hilang. Bahkan kepercayaan pada diri sendiri pun sudah lenyap. Utangnya menumpuk. Sampai lebih Rp 50 miliar. Termasuk utang pajak Rp 12 miliar.


Ibarat orang mau merangkak, dia harus bisa keluar dulu dari lubang yang dalam.

Tidak masuk akal perusahaan perikanan mati di kolam ikan.


"Tidak ada modal," begitu selalu kilah yang terucapkan. "Minta PMN," itu ujung-ujungnya. Minta penambahan modal negara.


Saya tidak mau dua-duanya. Modal hanya bisa diberikan kepada yang biasa kerja, kerja, kerja. Modal tidak boleh diberikan kepada yang tidak mau bekerja. Yang biasanya juga tidak mau berpikir. Yang biasanya juga mudah mengeluh. Yang biasanya juga mudah menyerah. Yang biasanya juga mudah menyalahkan orang lain.


Karena itu saya tidak mau menjanjikan modal. Saya minta mereka bekerja dulu. Kerja. Kerja. Kerja. Apa yang bisa dikerjakan? "Apa saja," jawab saya. Maka dicarilah apa yang bisa dikerjakan.Next


(ang/ang)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!