"Kami senang karena kerjasama bidang ekonomi, politik, hukum, keamanan dan kesejahteraan rakyat memiliki kemajuan signifikan. Contoh, investasi Austalia menjadi investor 9 terbesar di Indonesia. Dari tahun 2011-2012 ada lonjakan nilai investasi sekitar 700 persen. Di 2011 kurang US$ 100 juta, di 2012 meningkat lebih dari US$ 700 juta," tutur SBY.
"Perdagangan, US$ 10 miliar lebih. Kami ingin tingkatkan lagi target US$ 15 miliar. Tentu perdagangan yang bawa manfaat bersama, berimbang dan sekali lagi bisa dijaga keberlanjutannya," imbuh SBY usai pertemuan, Senin (30/9/2013).
SBY mengatakan, dirinya dan Abott telah membicarakan sejumlah isu bilateral dan kesepakatan ekonmi yang akan ditingkatkan. Contohnya adalah di bidang investasi dan perdagangan, pangan atau pertanian, pariwisata, pendidikan, lalu termasuk transportasi udara.
Selain itu, pada kesempatan tersebut, SBY juga menyatakan, Indonesia ingin menjadikan kerjasama ekonominya dengan Australia bisa membuat kedua negara pulih dari krisis ekonomi global yang terjadi.
"Kami menyadari ekonomi dunia sekarang ini gejolak baru, tekanan baru, di pertemuan G20 di Rusia juga dibahas di satu sisi ekonomi maju menggeliat tapi emerging market menghadapi perlambatan pertumbuhan, menghadapi ini, solusinya kolaborasi dan kerjasama baik negara maju dan emerging," papar SBY.
Pada kesempatan yang sama, Abott mengatakan, masa depan Australia dan Indonesia sangat terang. Bahkan Indonesia menurut Abott bisa menjadi ekonomi terkuat di dunia. "Indonesia masa depannya terang, saya tahu di tahun ke depan Indonesia akan menjadi tumbuh ekonomi dan lebih
besar dari Australia," ujar Abott.
(dnl/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!