IKM di Indonesia Timur Masih Bergantung dengan Pulau Jawa

Jakarta - Pertumbuhan industri kecil menengah (IKM) di wilayah Indonesia Timur masih di bawah 5% per tahun. Hal ini karena industrinya masih bergantung dengan bahan baku dari Pulau Jawa.

"Industri kerajinan IKM di Timur Indonesia tumbuhnya masih kecil, masih di bawah 5%, di NTB 4%-5%, di Sulawesi 5%, di Papua 3-4%, masih kecil sekali," ucap Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah Kementerian Perindustrian, Euis Seaedah ditemui disela pameran 'Cahaya Timur Indonesia', di Plasa Pameran Kementerian Perindustrian, Selasa (1/10/2013).


Masih kecilnya pertumbuhan IKM di Timur Indonesia karena mayoritas pasokan bahan baku masih berasal dari Pulau Jawa.


"Untuk memutus ketergantungan itu, kami akan mengembangkan serat dan warna alam dari timur, terutama serat pisang dan serat-serat lainnya yang jika dikembangkan bisa ditenun jadi kain," ungkapnya.


Euis mengatakan saat ini jumlah IKM secara nasional mencapai 3,9 juta unit. Dengan jumlah tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 9,14 juta orang, dari jumlah tenaga kerja tersebut 75% diantaranya berkembang di Jawa dan 25% di luar Jawa.


"Untuk itu, pemerintah tengah mengencarkan program peningkatan daya saing IKM wilayah Timur Indonesia, sehingga diharapkan poersi IKM di luar Jawa akan naik menjadi 40% pada 2014 nanti," katanya.


Euis menambahkan beberapa program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pemerintah dalam pengembangan potensi IKM di Indonesia khususnya di Timur Indonesia, diantaranya melalui program pengembangan IKM dengan pendekatan One Village One Product (OVOP) dan Klaster Industri, restrukturisasi mesin peralatan, program sumber daya manusi, promosi pameran baik di dalam negeri maupun di luar negeri, Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta pembinaan IKM di daerah-daerah perbatasan dan tertinggal di Timur Indonesia.


(rrd/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!