Ironis, 98% Mahasiswa Peternakan Ogah Jadi Peternak

Bogor - Sektor peternakan di Indonesia terus mengalami tren penurunan dari tahun ke tahun. Bahkan Indonesia masih ketergantungan impor produk peternakan seperti sapi hidup dan daging.

Guru Besar Genetika dan Pemuliaan Ternak Fakultas Peternakan Institut Peternakan Bogor (IPB) Muladno mengatakan salah satu penyebab dari menurunnya produktivitas peternakan di Indonesia adalah banyaknya mahasiswa peternakan yang memilih tidak jadi peternak.


"Sarjana banyak yang tidak mau menjadi peternak. Yang jadi peternak itu kurang dari 2%, tidak hanya di IPB tetapi dimana-mana juga begitu. Mereka takut dan nggak keren kalau jadi peternak," katanya saat berdiskusi dan seminar nasional di Gedung Botani Square Bogor, Rabu (17/9/2013).


Untuk menggenjot minat mahasiswa terhadap peternakan, IPB membuat sebuah program pendidikan yang dinamakan Sekolah Peternakan Rakyat. Nantinya para mahasiswa akan terjun langsung ke lapangan untuk membina para peternak dan memberikan informasi bagaimana cara meningkatkan populasi sapi.


"IPB punya program pendidikan sekolah peternakan rakyat dan kita komitmen untuk kawal terus. Mengapa ini kita lakukan? Karena rakyat menguasai 98% peternakan di Indonesia," imbuhnya.


Untuk tahap awal, pihaknya membidik 3 kota besar yaitu Barito Kalimantan Selatan, Jombang Jawa Timur dan Palembang Sumatera Selatan. Untuk masalah anggaran, IPB sendiri sudah menyiapkan Rp 125 juta untuk tahun ini ditambah bantuan dana dari Kementerian Pertanian dan LIPI.


"3 kota besar di Barito, Jombang dan Palembang dengan 8 spot yang kita targetkan di tahap awal dengan keikutsertaan pembinaan terhadap 1.000 sapi betina, 100 sapi jantan dan 10 metode yang akan kita ajarkan," katanya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!