Bos BCA Sebut Kenaikan UMP Dorong Daya Beli Tapi Bebani Perusahaan

Jakarta -Direktur Utama PT Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menanggapi soal pembahasan kenaikan upah minimum provinsi (UMP) buruh 2014. Ia menuturkan kenaikan UMP akan menguntungkan karena daya beli konsumen akan meningkat tapi juga membebani perusahaan.

"Positifnya kepada daya beli lebih besar," ungkap Jahja kepada wartawan di Hotel Kempinsky, Jakarta, Rabu (30/10/2013)


Sementara pada sisi lain, menurutnya juga akan memberatkan perusahaan karena ada biaya operasional yang juga akan meningkat untuk membayar para buruh.


"Iya biaya operasional juga akan naik kan, bayar para buruh," katanya.


Ia menuturkan upah buruh, akan tetap menjadi sorotan perusahaan setiap tahunnya. Sebab ada keterkaitan perusahaan terhadap perbankan.


"Biaya tenaga kerja, adalah salah satu unsur yang akan meningkatkan biaya bagi perusahaan di Indonesia. Demo-demo di Jakarta Surabaya, itu sudah terjadi saya dengar," kata Jahja.


Disamping itu yang juga diperhatikan adalan kondisi inflasi, suku bunga dan nilai tukar rupiah. Empat hal tersebut juga akan menjadi fokus proyeksi BCA ke depan.


"Artinya dampaknya ada 2 hal. Pertama, untuk modal kerja akan naik sendiri. Kedua dari segi bisnis, belum tentu perusahaan akan menaikkan hasil produksi. Karena harus ada kompensasi untuk masyarakat. Karena terkait dengan daya beli," paparnya.


(mkl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!