Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, tutupnya pemerintahan AS atau diistilahkan government shutdown ini, membuat grogi semua negara di dunia.
"Shutdown ini bikin nervous di semua negara. Lihat saja di emerging market. Semua pasar saham di Asia kemarin merah kan. Termasuk Indonesia. Tapi dugaan saya nanti akan ada kompromi politiklah," jelas Chatib di Istana Negara, Jakarta, Selasa (1/10/2013).
Tapi bersyukur, karena laporan Badan Pusat Statistik (BPS) soal deflasi di September 2013 dan surplus perdagangan di Agustus 2013, maka kondisi pasar saham positif.
Chatib mengatakan, pemerintahan AS tidak akan kolaps karena saat ini tengah ada proses politik anggaran yang terjadi. "Kalau pemerintah AS kolaps, ini nggak mungkin rasanya. Kalau kolaps gajinya dia tak bisa bayar, surat utangnya segala macam biayanya dari mana?" jelas Chatib.
Di tempat yang sama, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Firmanzah mengatakan, Presiden SBY memang mencermati tutupnya pemerintahan AS ini. Karena akan muncul ketidakpastian di mata investor.
"Presiden juga tadi sampaikan untuk terus memonitor, terus menghitung bagaimana dampaknya pada perekonomian kita secara menyeluruh," kata Firmanzah.
(dnl/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!