Pada triwulan III total utang jatuh tempo mencapai US$ 21.140.764 dan triwulan IV sebesar US$ 13.456.345. Division head investor Communications Indosat Andromeda H. Tristanto menjelaskan pihaknya bakal membayar beban utang cukup tinggi karena terjadi gejolak kurs selama triwulan III hingga triwulan IV. Kurs dolar akhir triwulan III dipatok sebesar Rp 9.929 dan akhir semester IV senilai Rp 11.613.
"Kalau punya utang, kita mengalami rugi kurs," ucap Andro kepada wartawan di Penang Bistro Kebon Sirih Jakarta Pusat, Rabu (30/10/2013).
Pada kesempatan itu, beban kurs tertinggi datang dari beban pokok pinjaman. Sementara beban bunga dalam kurs dolar tidak terlalu tinggi. Utang ini dibayarkan dari pendapatan operasional dan pembayaran
penjualan menara.
Hingga Juni 2013 total utang Indosat mencapai Rp 20 triliun. Termasuk di dalamnya utang dalam dolar senilai US$ 1 miliar.
"Utang US$ 1 miliar sebesar US$ 650 juta di obligasi dan jatuh tempo di 2020. Kalau US$ 350 juta jatuh temponya dari sekarang sampai 2019," sebutnya.
Pada kesempatan itu Andro menjelaskan kemungkinan terganggunya kinerja keuangan triwulan III yang bakal terbit di awal November 2013. Hal ini terjadi karena rugi kurs akibat utang jatuh tempo dalam bentuk dolar. Hal ini dibenarkan oleh Group Head Corporate Secretary Indosat Strasfiatri Auliana.
"Laporan keuangan kita akan ada rugi kurs besar tapi itu dalam bentuk non cash," sebutnya.
Untuk belanja modal (capital expenditure). Indosat pada tahun 2013 ini mengalokasikan belanja modal sebesar Rp 8 triliun.
(feb/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!