Salip Aljazair, Yaman Jadi Negara Anggota WTO ke-160

Jakarta -Tahun ini, keanggotaan negara-negara World Trade Organization (WTO) bertambah. Hari ini, Yaman akhirnya menjadi anggota yang ke-160 WTO. Sebelumnya, Aljazair sempat ingin menjadi anggota WTO ke-160 pada tahun depan.

"Kita telah selesaikan dokumen-dokumen Yaman satu demi satu dan kita telah menyetujuinya. Setelah itu, isi dokumentasi Yaman ini bisa menjadi rujukan untuk bekerjasama. Keputusan The Ministry of Conference menyatakan setuju," kata Chairman KTM WTO IX Bali, Gita Wirjawan sambil mengetuk palu pengesahan Yaman menjadi anggota di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua Bali, Rabu (4/12/2013).


"Kami juga menyetujui bahwa Yaman masuk ke dalam keanggotaan WTO. Menteri Perdagangan Yaman Sa’aduddin bin Ali bin Salem bin Taleb yang sukses delegasi Yaman untuk mensukseskan proses dan selamat datang bagi Yaman untuk masuk ke dalam perdagangan multinasional WTO," imbuhnya.


Menurut catatan WTO, para anggota Kelompok Kerja Keanggotaan Yaman pada tanggal 26 September 2013 telah menyetujui semua persyaratan bagi Yaman untuk bisa masuk menjadi anggota WTO.


Pada pertemuan tingkat menteri di Bali paket keanggotaan Yaman telah disampaikan kepada para menteri yang akan menyetujui secara resmi keanggotaan Yaman. Yaman akan punya waktu sampai dengan 2 Juni 2014 untuk menandatangani paket keanggotaan tersebut.


Yaman telah mengajukan permintaan menjadi angggota WTO pada tanggal 12 April 2000. Sejak masuk menjadi anggota, Yaman telah berjanji akan mematuhi semua ketentuan WTO tentang wilayah asal, inspeksi sebelum pengapalan, anti-dumping, kompensasi dan langkah-langkah pengamanan, pembatasan ekspor, subsidi, langkah-langkah investasi yang terkait dengan perdagangan, zona bebas, dan perdagangan preferensial di bawah perjanjian bilateral, regional dan perjanjian-perjanjian lainnya.


"Saya menyatakan Yaman terbuka untuk bisnis. Kita terkoneksi lagi dalam kehidupan dunia. Saya akan share kepada kalian, Yaman dahulu adalah sebuah negara yang bahagia dan hari ini kita masuk kepada kondisi LDCs (negara miskin) dari negara sejahtera yang dahulu pernah kita rasakan. Kadang-kadang ada perubahan yang cepat baik peradaban, perdagangan oleh karena itu koneksi antar dunia sangat penting," kata Sa’aduddin bin Ali bin Salem bin Taleb saat memberikan sambutannya.


(wij/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!