"Belakangan progresnya bagus banget, kita harapkan Desember ini RFID sudah efektif di Jakarta," kata Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya ditemui di Kantor Pertamina Pusat, Rabu (4/12/2013).
Namun Hunung mengungkapkan penerapan sistem RFID ini hanya untuk melakukan pencatatan transaksi atau memonitor penjualan BBM di SPBU. Sedangkan terkait pembatasan pembelian BBM subsidi melalui alat RFID akan diberlakukan selanjutnya dan belum ada kepastian dari pemerintah soal kapan waktunya.
"Desember efektif di Jakarta ini hanya untuk pencatatan transaksi di SPBU saja," katanya.
Hanung mengklaim sistem RFID sudah sebagian besar sudah stabil dan bisa segera diterapkan di 263 SPBU di Jakarta yang sudah dipasangi alat RFID Tag.
"Sistem sudah 90% stabil, kalau peralatannya sudah dipasang diseluruh SPBU di Jakarta, ada 263 SPBU yang sudah dipasang. Saat ini tinggal yang kita hadapi belakangan ini stabilisasi sistem, itu kan sensitif ya peralatan elektronik, tapi ang jelas sistem sudah terpasang disemua SPBU di Jakarta," ungkapnya.
Ia berharap PT INTI menyelesaikan masalah-masalah teknis dan targetnya Desember ini bisa implementasikan di Jakarta. Hanung memperkirakan pemasangan RFID Tag di mobil per hari ini sudah mencapai 70.000-an kendaraan.
Hanung mengatakan saat ini masyarakat juga sudah lebih peduli bahwa RFID adalah program pemerintah untuk mengetahui konsumsi riil BBM subsidi nasional.
"Pada waktunya nanti pemerintah akan keluarkan ketentuan, pada waktunya nanti saya nggak tahu kapan, tapi nantinya akan diberlakukan hanya mobil yang dilengkapi RFID tag yang boleh gunakan BBM subsidi," tandasnya.
(rrd/hen)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
