Hal ini disampaikan oleh Sekjen Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Franky Sibarani dalam acara diskusi di Kantor Kadin, Kuningan, Jakarta, Selasa (21/1/2014)
Franky mengatakan Keputusan KPU soal mekanisme kampanye Pemilu 2014 yang lebih mengedepankan dialog tatap muka dan konsolidasi antara caleg dengan masyarakat sangat membantu industri mamin. Alasannya karena pola kampanye seperti itu akan banyak membutuhkan makanan dan minuman. Sedangkan pola kampanye dengan menggunakan spanduk dan lainnya akan berkurang.
"Ini menguntungkan produsen makanan dan minuman, jadi 9 April pencoblosan dan masa tenang 10 hari, Jadi bulan Februari dan Maret saat kampanye sangat masif kita berharap saat kampanye akan mendorong makanan dan minuman. Dampaknya pasti positif terhadap ekonomi seluruh Indonesia, walaupun tak signifikan tapi lumayan kalau dapat Rp 20 triliun," kata Franky.
Menurutnya secara alami, industri makanan dan minuman pada triwulan I setiap terjadi penurunan. Seperti triwulan I-2013, pertumbuhan industri makanan dan minuman minus 12%.
"Semoga tahun ini tak sedrastis karena bulan Maret akan ada kampanye. Berdasarkan pernyataan Bank Indonesia pada kampanye ada tambahan Rp 44 triliun saat kampanye, artinya 40%-50% digunakan saat konsumsi waktu kampanye," jelasnya.
(hen/hds)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
