"Pertumbuhan ekonomi itu hanya dinikmati 20% orang kelas atas saja. Kue ekonomi mereka yang dinikmati itu bertambah 8%," ungkap Dolfie dalam rapat dengan pemerintah di Gedung DPR, Senayan, Rabu (19/2/2014).
Sementara masyarakat kelas menengah ke bawah malah tidak merasakan sama sekali manfaatnya. Bahkan kelas ekonomi kelas menengah itu berkurang sebesar 4%.
"Kalau yang kelas menengah bawah itu 40% itu nggak merasakan apa-apa. Yang kelas menengah saja berkurang 4%. Kalau diukur dari gini rasio itu meningkat atau makin timpang makanya disebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi kita dinikmati oleh kelas atas saja," jelasnya
Pada kesempatan yang sama Menteri Keuangan Chatib Basri membantah hal tersebut. Menurutnya, orang miskin tetap mengalami peningkatan ekonomi. Namun tidak secepat dari peningkatan orang kaya.
"Sebenarnya sama-sama menikmati ekonomi yang tumbuh. Cuma bedanya itu yang paling kaya ekonominya tumbuh sangat jauh lebih cepat dibandingkan kelas menengah ke bawah. Jadi itu masalahnya. Bukan tidak merasakan manfaat ekonomi tumbuh," ujar Chatib.
Ia menuturkan masyarakat kelas atas, ekonominya ditopang oleh harga komoditas yang melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Sehingga wajar jika memang pertumbuhannya lebih cepat.
"Kalau melihat 40 orang terkaya di Indonesia. Itu rata-rata daalah akibat booming harga komoditas," imbuhnya.
(mkl/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!