Direktur Utama BTN Maryono mengatakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2014 BTN sudah merestui rencana pembagian dividen tersebut.
"Sisa dividen sesuai dengan UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dialokasikan untuk cadangan umum perusahaan," kata Maryono di kantornya, Harmoni, Jakarta, Selasa (25/2/2014).
Pemegang saham publik akan kebagian dividen sebesar Rp 517,5 miliar setara dengan porsi saham yang beredar sebanyak 34,5%. Sedangkan pemerintah Republik Indonesia kebagian jatah dividen Rp 901,5 miliar sesuai porsi kepemilikan mayoritas 60,1%.
Sisa dividen dibagikan kepada direksi dan mantan direksi yang memegang saham bank berkode BBTN itu. Perusahaan investasi pemerintah Singapura, GIC, juga keciptaran dividen atas porsi kepemilikannya 5,12% di BTN.
Maryono menambahkan, RUPST tidak membicarakan masalah pengembangan bisnis perseroan dengan pola akuisisi atau merger. BTN tetap fokus sebagai housing bank yang memberikan dukungan pembiayaan perumahan bagi masyarakat Indonesia, terutama dalam mendukung program perumahan nasional melalui skim FLPP
"Kami ingin bagaimana Bank BTN dapat berperan lebih besar dalam memberikan dukungan terhadap program perumahan nasional ini. Backlog penyediaan rumah bagi masyarakat merupakan potensi bisnis yang sangat besar dan kami akan bekerja keras menjadi pendamping pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan rumah tersebut," ujar Maryono.
(ang/dru)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!