Perdagangan pun berjalan fluktuatif, Indeks Standard & Poor's 500 sempat menyentuh titik terendahnya di 1.737,92, terendah sejak 18 Oktober 2013. Namun indeks acuan tersebut bisa menguat kembali menjelang penutupan perdagangan sampai ke posisi tertingginya di 1.755,79.
Investor sedang fokus kepada data-data ekonomi AS setelah keluarnya pengumuman mengenai data produksi pabrik yang melemah. Data tersebut sempat memicu aksi jual panik di bursa Paman Sam.
Industri jasa di AS mengalami kenaikan, ditambah juga pertumbuhan yang stabil di lowongan kerja swasta. Ini menunjukkan cuaca ekstrim yang sudah terjadi berminggu-minggu di AS tidak memberikan dampak buruk yang berlebihan.
"Hari ini (data) membuat investor sedikit kebingungan dan mempengaruhi keputusan beli saham," kata Ryan Detrick, analis teknikal senior dari Schaeffer's Investment Research di Cincinnati, seperti dikutip Reuters, Kamis (6/2/2014).
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones menipis 5,01 poin (0,03%) ke level 15.440,23. Indeks S&P 500 berkurang 3,56 poin (0,20%) ke level 1.751,64. Indeks Komposit Nasdaq jatuh 19,968 poin (0,50%) ke level 4.011,552.
(ang/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!