"Dia datang karena dia merupakan delegasi 40 orang perusahaan Rusia yang dibawa oleh kedutaan besar Rusia ke Indonesia," kata Hidayat kepada wartawan di kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (25/2/2014).
Hidayat mengatakan, Oleg yang merupakan CEO Rusal, salah satu produsen aluminium besar di dunia ingin berinvestasi di Indonesia. Hidayat mengatakan, Rusal akan menggandeng mitra lokal dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
"Dia join dengan Kadin. Saya nggak tahu siapa. Tentu saya harapkan yang punya bauksit punya IUP," jelas mantan Ketua Kadin ini.
Rusal meminta keringanan kepada pemerintah selama 3 bulan untuk memastikan mitra lokalnya, dan juga kepastian bahan baku bauksit untuk diolah menjadi aluminium nantinya.
"Setelah mendapatkan kepastian dalam 3 bulan dia akan memastikan investasinya membuat alumina. Dia menanyakan policy kita, saya mengatakan sudah ada 3-4 dalam minggu ini yang mengatakan studi untuk bauksit kalau semua proses industri jalan, saya akan menyetop impor alumina yang dari Australia kebanyakan," paparnya.
"Jadi dia minta dalam 3 bulan setelah studinya dan men-secure bauksitnya itu, dia baru menyatakan investment-nya dan angkanya," tegas Hidayat.
Masih menurut Hidayat, Rusal sudah memiliki pengalaman besar dalam memproses ialumunium. "Ini memang punya pengalaman dalam memproses aluminium, dia join juga dengan Australia," tutupnya.
(zul/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!