Sektor yang dibidik adalah pembangunan jalur kereta api di Kalimantan Timur dan pengolahan tambang (smelter) di Kalimantan Barat.
"Pertama membangunan jalur kereta di Kaltim. Nanti akan menghubungkan pusat mineral dan komoditas untuk diangkut. Ini investasi US$ 2 miliar sampai US$ 3 miliar. Kedua di bidang smelter dengan investasi US$ 3 miliar (di Kalbar). Ada potensi invest US$ 5 miliar sampai 6 miliar di 2014," kata Menteri Koordinator Bidang Ekonomi Hatta Rajasa usai bertemu delegasi Rusia di Hotel Ritz Carlton, Jakarta Selatan, Selasa (25/2/2014).
Di tempat yang sama, Deputi Perdana Menteri Rusia Dmitry O. Rogozin menjelaskan, pembangunan smelter dan jalur kereta api oleh Rusia diharapkan bisa membawa dampak positif bagi masyarakat di sekitar Kalimantan.
"Saya ingin garis bawahi, proyek besar Rusia bisa membawa makna sosial tinggi. Yaitu pembangunan jalur kereta dan smelter. Keduanya memiliki perkembangan yang bagus untuk masyarakat setempat," kata Dmitry.
Dmitry juga menyampaikan harapan Rusia terhadap kemudahan-kemudahan berinvestasi di Indonesia. Dengan kemudahan ini, eksekusi pembangunan proyek bisa berjalan sesuai rencana.
"Rusia berharap mendapat kelonggaran tertentu dalam investasi supaya proyek berjalan lebih cepat dan baik," sebutnya.
(feb/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!