"Kita kan sudah 20-an tahun nggak bangun kilang. Terakhir kan kita bangun Balongan waktu zaman Pak Harto," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (17/2/2014).
Menurut Dahlan, Indonesia kebutuhan kilang minyak baru sudah sangat mendesak. Namun akibat mahalnya biaya investasi untuk pembangunan kilang, maka praktis investor enggan membangun kilang minyak baru.
Setidaknya diperlukan tambahan kilang baru dengan kapasitas 2 x 300.000 barel. Padahal kebutuhan minyak terus bertambah. Akibatnya kilang minyak Indonesia hanya mampu menampung sebesar 60% dari total kebutuhan minyak nasional.
"Minimal harus bangun 2 kilang untuk kebutuhan saat ini, sementara kilang itu akan jadi 5 tahun lagi kalau dimulai sekarang. 5 tahun lagi jumlah kendaraan bertambah lagi," sebutnya.
Dahlan menegaskan, peran negara sangat dominan membangun kilang minyak baru. Meski Pertamina masuk BUMN, menurutnya perseroan tidak mampu membangun kilang baru dari modal sendiri.
"Kilang itu harus dibangun, cuma siapa yang harus bangun? Pertamina nggak mampu bangun kilang besar seperti itu. Di sini peran negara besar sekali," tegasnya.
(feb/dnl)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
