First Asia Capital: IHSG Berpeluang Rebound

Jakarta -Aksi jual mendominasi perdagangan saham kemarin menyusul meningkatnya risiko pasar kawasan Asia setelah gubernur The Fed memberikan sinyal akan menaikkan tingkat bunga lebih cepat dari perkiraan. IHSG kemarin anjlok hingga 122,484 poin atau 2,54% di 4.698,973. Koreksi ini membuat keuntungan yang diperoleh akhir pekan lalu, dipicu euporia pencapresan Jokowi, menjadi sirna. Pemodal asing kemarin terlihat melakukan aksi ambil untung dengan nilai penjualan bersih Rp 537,57 miliar.

Sebelumnya pemodal asing sejak awal tahun ini sudah mencatatkan nilai pembelian bersih Rp 23,6 triliun yang mendorong penguatan HSG hampir 13% ke posisi 4.821 (19/3). Nilai tukar rupiah atas dolar AS kemarin ikut melemah 0,8% di Rp 11.407 dari sebelumnya di Rp 11.313.


Pasar mencemaskan terjadinya pengetatan likuiditas di emerging market akibat arus balik dana global menyusul rencana The Fed menaikkan tingkat bunganya tahun depan. The Fed juga melanjutkan pengurangan stimulus sebesar US$ 10 miliar menjadi US$ 55 miliar per bulan (QE3). Langkah The Fed tersebut memicu penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang kawasan.


Sementara Wall Street tadi malam berhasil ditutup di teritori positif merespons data ekonomi AS yang positif. Indeks Leading Indicator AS Maret ini naik ke 0,5% di atas estimasi 0,3%. Sedangkan indeks manufaktur negara bagian Philadelpia naik ke 9 dari perkiraan hanya 4,2.


Pada perdagangan hari ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi dengan support di 4.666 dan resisten di 4.730 berpeluang rebound dipicu aksi beli selektif atas sejumlah saham unggulan mengantisipasi rencana pembagian dividen.


(dnl/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!