Kalah dengan Filipina, RI Harus Berutang Untuk Bayar Utang

Jakarta -Sepanjang 2013 lalu, ekonomi Indonesia mengalami sejumlah tekanan baik dari luar maupun dalam negeri. Tingginya impor, tekanan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan (IHSG) mewarnai ekonomi Indonesia tahun lalu.

Bank Indonesia (BI) mempunyai catatan indikator-indikator ekonomi Indonesia dan sejumlah negara berkembang tahun lalu. Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan, tahun lalu, ekonomi Filipina bersinar dan membaik.


"Filipina ekonominya membaik tahun lalu," kata Agus Marto di kantornya, Kamis malam (20/3/2014).


Bila dibandingkan dengan Indonesia, kinerja ekonomi Filipina lebih baik. Contoh saja defisit transaksi berjalan (current account deficit) Filipina yang di kuartal IV-2013 positif 2,8%. Sedangkan Indonesia minus 2%.


Kemudian, BI mencatat pertumbuhan ekonomi Filipina di 2013 mencapai 7%, sementara Indonesia hanya 5,7% atau pertama kalinya di bawah 6%.


Salah satu indikator menarik dari data yang diberikan Agus Marto adalah soal primary balance. Dalam data tersebut dikatakan, primary balance Filipina di 2013 adalah 0,7% dari PDB, sementara Indonesia minus 1,2% dari PDB.


"Primary balance ini berarti bila angkanya minus negara harus berutang untuk membayar utang," kata Agus Marto.Next


(dnl/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!