Dampak Dolar dan Harga Avtur, Bisnis Penerbangan Hanya Tumbuh 5%

Jakarta -Pertumbuhan bisnis penerbangan di tanah air pada tahun 2013 di bawah target akibat lesunya ekonomi, gejolak kurs hingga harga BBM avtur. Tahun lalu industri penerbangan hanya tumbuh 5%, padahal tahun sebelumnya sempat capai 15%.

"Yang prihatin di 2013 tekanan harga BBM yang nggak turun, kurs dolar naik, sehingga pertumbuhan angkutan udara tertekan. Sebagai gambaran. Tahun-tahun sebelumnya tumbuh 15%-18%. Seharusnya transportasi udara tumbuh 2 kali pertumbuhan ekonomi yakni 15%. Karena tekanan kemarin airlines kurangi frekuensi. Pertumbuhan kemarin hanya 5%," kata Direktur Angkutan Udara Kemenhub Djoko Murjatmodjo pada acara Astindo Fair 2014 di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (21/3/2014).


Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga merilis ada 270 rute penerbangan domestik yang dilayani oleh maskapai-maskapai penerbangan komersial. Sedangkan total jaringan induk di dalam negeri mencapai 670 rute penerbangan domestik, artinya baru 40% rute domestik yang sudah dibuka.


"Sudah dijalani 270 rute sehingga prospek masih terbuka," katanya.


Dari grand design jaringan penerbangan domestik, Kemenhub menetapkan 670 rute-rute domestik. Pada tahun 2014, setidaknya ada tambahan 30 rute-rute baru di tanah air. Djoko menjelaskan penambahan rute baru sendiri merujuk pada permintaan pasar di daerah.


"Saat ini, jaringan induk 670 rute di dalam negeri. Kita pertambahan terus. Tahun ini bisa 300-an (rute)," sebutnya.


Djoko menjelaskan perkembangan transportasi udara di tanah air, juga mendorong pertumbuhan bisnis dan kunjungan wisata di seluruh Indonesia.


"Transportasi udara, tentukan pertumbuhan pariwisata. Transportasi udara pendukung dari pariwisata. Komitmen Kemenhub untuk kembangkan infrastruktur dan jaringan transportasi udara," katanya.


(feb/hen)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!