Ini Pengalaman Pejabat, Bos Perusahaan, Hingga Guru Besar UI Kuliah di AS

Jakarta -Para pejabat instansi pemerintah, pimpinan perusahaan, hingga guru besar mengungkapkan pengalaman menimba ilmu di negeri Paman Sam, Amerika Serikat (AS). Bagaimana pengalamannya?

Direktur Keuangan dan Strategi PT Bank Mandiri Tbk Pahala Manshury menceritakan pengalamannya kuliah di New York University.


"Yang lebih banyak kuliah di AS adalah orang India dan China. Orang India dan China tahu bagaimana caranya tembus ke universitas-universitas terbaik di AS. Jadi saya ingin dorong ayo kita punya network (jaringan) untuk belajar ke sana," kata Pahala saat acara Peluang Studi ke Universitas Amerika Serikat yang bermutu di Aula Mezzanine-Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin Raya No 1, Lapangan Banteng. Jakarta, Sabtu (22/3/2014).


Sementara itu, lulusan perguruan tinggi AS lainnya adalah Lukita D. Tuwo, MA yang sekarang menjabat sebagai Wakil Kepala Bappenas. Ia mengungkapkan keuntungan mengambil pendidikan di AS adalah jaringan yang cukup luas.


"Di sana network-nya sangat luas sekali. Network diberikan tidak saja dari para pengajar sebagai profesional terbaik, tetapi lainnya," imbuhnya.


Lukita mengungkapkan alasannya mengambil pendidikan di AS dibandingkan negara lainnya.


"Jadi pilihan (memilih pendidikan) ke AS ada dua. Pertama siaran TV banyak film Hollywood sehingga membuat otak kita menjadi dream (impian) menuju ke sana. Lalu ekonomi top ten (10 besar) ada di AS. Maka AS ini memang terdepan dan peraih nobel ekonomi terbanyak dari sana (AS)," tuturnya.


Sedangkan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) Rhenald Kasali mengakui, kualitas rata-rata universitas di AS adalah yang terbaik di dunia. Pria lulusan Universitas Illinois ini bahkan menilai kualitas pendidikan di Indonesia kalah jauh bila dibandingkan dengan AS.


"Pendidikan di kita itu dalam cengkraman basic science yaitu paper (semacam tesis). Tetapi di luar negeri seperti di AS tidak hanya paper tetapi impact (dampaknya) bagaimana. Bagaimana kerangka ilmiah anda. Di luar negeri bisa kok tanpa tesis. Ini masalah besar di negara kita. Di Amerika lebih gampang mendapatkan nilai A dibandingkan di sini," cetusnya.


(wij/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!