Meski Dibilang Omdo, PT Inti Masih Buka Pemasangan RFID

Jakarta -Menguatnya dolar Amerika Serikat hingga Rp 12.000, membuat PT Inti (Persero) kesulitan mengimpor alat monitoring dan pengendalian BBM (RFID). Namun saat ini, Inti masih membuka posko pemasangan RFID.

"Kami masih melayani pemasangan RFID," kata Manajer Sosialisasi Sistem Monitoring Pengendalian BBM PT Inti Andy Nugroho kepada detikFinance, Kamis (20/3/2014).


Andy menungkapkan, saat ini RFID yang terpasang di mobil warga di Jakarta sudah mencapai 290.000 unit lebih.


"Sekarang sudah terpasang 290.000-an," ucapnya. Seperti diketahui untuk Jakarta saja ditargetkan RFID harusnya sebelum Juli 2014 sudah terpasang di 4 juta unit kendaraan.


Sebelumnya, Andy mengatakan, minat warga Jakarta untuk memasang kendaraannya dengan RFID terus turun. Antusiasme masyarakat sempat membludak ketika mendengar isu jika pemasangan RFID yang seharusnya gratis akan dikenakan biaya.


"Antusiasme masyarakat saat ini menurun. Rata-rata pemasangan RFID di Jakarta saat ini menurun hingga 40%," ungkapnya.


Andy menambahkan, untuk menghadapi makin turunnya antusiasme masyarakat terhadap RFID, pihaknya akan memperbanyak pembukaan posko pemasangan RFID di area publik.


"Saat ini, kami sedang upayakan untuk meningkatkan pemasangan kolektif dan membuka lebih banyak posko di ruang publik," ujarnya.


Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan, program RFID tersendat karena Inti kesulitan melakukan pengadaan impor RFID. Ini karena kurs yang ditetapkan dalam kontraknya dengan Pertamina Rp 9.000 an per dolar saat ini melonjak hingga Rp 12.000 per dolar.


Sementara, akibat tidak signifikannya pemasangan RFID membuat Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyebut program RFID hanya omong doang.


(rrd/dnl)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!