Pasar Obligasi Pemerintah di Tahun 2014 Makin Berat

Jakarta -Indonesia Bond Pricing Agency (IBPA) atau Penilai Harga Efek Indonesia mengungkapkan pasar obligasi di Indonesia di tahun ini makin berat tantangannya khususnya untuk obligasi pemerintah.

Direktur IBPA Wahyu Trenggono mengungkapkan, tingkat suku bunga surat utang pemerintah dinilai masih lebih rendah dari obligasi korporasi yang diterbitkan perusahaan. Hal ini yang menjadi salah satu faktor 'kalah saing' antara pemerintah dan korporasi.


"SUN rata-rata suku bunganya 8,5-9%, Sukuk pemerintah 8,75%. Deposito di LPS 7,25%, sementara obligasi korporasi suku bunga rata-rata di angka 10-11%," ujar Wahyu saat seminar 'Prospek Investasi Saham dan Surat Utang di Tahun Politik Menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN' di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Gedung BEI, Jakarta, Jumat (21/3/2014).


Dengan persaingan tingkat suku bunga tersebut, Wahyu menilai, surat utang yang dikeluarkan pemerintah bakal makin ketat persaingannya.


"Jadi kalau dijual sekarang, sukuk atau surat utang pemerintah nggak begitu bagus, jadi pemerintah harus meningkatkan suku bunga tapi ini jadi membebani APBN karena harus bayar bunga tinggi," jelas dia.


Sementara itu, jumlah surat utang atau obligasi pemerintah saat ini jumlahnya masih sangat terbatas dibandingkan dengan negara-negara lain.


Di Indonesia, jumlah obligasi korporasi mencapai sedikitnya 250 jenis dan obligasi pemerintah hanya 100 jenis.


Sementara di Malaysia dan Thailand pilihan obligasi lebih banyak sehingga likuiditas sangat tinggi.


"Ini jadi tantangan pasar obligasi. Mereka lebih pilih obligasi Thailand dan Malaysia karena pilihan lebih banyak. Di luar ada sekitar 3000-an pilihan obligasi jadi lebih gampang pilihan. Tahun ini akan lebih taught untuk obligasi karena ada perebutan pasar. Berhadapan dengan market lain yang lebih punya infrastruktur lebih baik," tandasnya.


(drk/dru)

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!