Berdasakan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip detikFinance, Senin (7/4/2013) impor Februari sebesar 2.200 ton atau US$ 1,1 juta. Sementara Januari mencapai 31.729 ton atau US$ 14,4 juta.
Artinya ada penurunan sebesar 29.529 ton (93%) atau senilai US$ 13,3 juta.
Sementara dalam dua bulan sebelumnya, yaitu November 2013 dilaporkan impor beras sebesar 33.126 ton atau US$ 17,8 juta dan Desember 2013 sebesar 39.721 ton atau US$ 19,6 juta.
Beras impor yang masuk pada bulan Februari secara keseluruhan hanya berasal dari Thailand. Itu pun juga turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 19.525 ton atau US$ 9,3 juta.
Pada bulan Januari lalu, impor beras dilakukan dari India mencapai 8 ribu ton atau US$ 2,8 juta. Beras asal Vietnam 3 ribu ton atau US$ 1,6 juta, dan Myanmar sebesar 576 ton atau US$ 200 ribu.
Selanjutnya beras impor dari Amerika Serikat (AS) sebanyak 160 ton atau US$ 162 ribu dan akumulasi negara lainnya secara total adalah 465 ton atau US$ 206 ribu.
Jika merunut ke beberapa waktu lalu, penurunan impor beras terjadi pasca hebohnya beras 'ilegal' Vietnam yang beredar di pasar Cipinang. Saat itu pada tanggal 22 Januari 2014, Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi diprotes oleh salah seorang pedagang.
Permasalahan ini kemudian berlanjut dan diselesaikan oleh 3 instansi terkait. Yaitu Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian dan Kementerian Keuangan. Pemerintah pun akhirnya melakukan pengetatan impor.
(mkl/ang)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!